0

TUKANG KORAN TERPAKSA BACA KORANYA


Kumpulan koran.





Suatu pagi yang cerah penuh dengan harapan dan impian disaat orang orang banyak bekerja dan mencari nafkah, Tampak dari sisi barat datang seorang pemuda dengan wajah yang penuh dengan tulisan impian tulisan yang di gores dengan hati kesucian dan penuh dengan harapan. Pemuda itu datang dengan motor bututnya motor yang di ajak untuk mencari arti makna kehidupan itu.

Dengan hati yang was was karena pada pagi itu dia harus pergi ke kabupaten sebelah atau tepatnya provinsi jatim, mata yang seharusnya melihat kondisi lalu lintas tak sengaja melihat speedometer dan ternyata jarum bahan bakar menunjukan saatnya untuk mengisi tangki bahan bakar, Nampak stasiun bahan bakar minyak di kota ini seperti lumrahnya stasiun bahan bahar pada umumnya,mereka datang dengan berbagai latar belakang dan sengaja dan tidak sengaja singgah sebentar untuk mengisi bbm atau Cuma melepas lelah di perjalanan entah lah persepsi orang berbeda beda.

Antrian panjang tidak menyurutkan keinginan untuk mengisi bbm jika gak mau antri ya di eceran sajaaa  namanya juga pelayanan umum antri wajarrr. Selepas mengisi bbm ku hidupkan motor ini dan bergegas untuk melanjutkan perjalanan tapi tak sengaja sebelum lama sampai pintu keluar di tepi pom bbm datang sambil berjalan seorang laki laki paruh baya dengan topi dan kaos berkerah kotak kotak dan celana datang membawa setumpuk Koran di apitkan antara ketiak kirinya, tatapan matanya penuh harapan akan hari ini dan tatapan mata itu memberanikan diri saya untuk menyapa

‘’pagii pak?’’

‘’iya mas,..mau beli Koran mas’’

‘’ .....hahah mboten pak, saya buru-buru pak’’

‘’...mau kerja mas..’’

‘’ niki leh pak,.. ajeng ngetan... kuliah ’’

“ nggehhh mass niki sampun jam 07.00, ati ati mas’’

‘’ nggeh pak..., sak niki berita ne nopo pak”

Dan ternyata berita pada saat itu tentang MEA, tampak si bapak penjual Koran dengan sigap membuka satu Koran dan melihat tampilan cover depanya.

‘’ ini lo mas pasar asia itu lo mas”

‘’ Pasar bebas asia pak,..’’

‘’ iyoo mass “

‘’ nggeh mengken kulo tak moco di Koran e pak”

Dan perjalanan pun saya lanjutkan hingga sampai nya di kampus, seperti biasanya pada umumnya kegiatan ajar mengajar entah siapa yang di ajar jika melihat mahasiswa yang mungkin kebanyakan di ajar kondisi saat ini.

Hahhahahahahah...

Saat itu jam menunjukan pukul 12.00 dan selepas sholat dhuhur saya langsung melanjutkan perjalanan pulang ke rumah, hingga sampai di kotaku pukul 13.20 karena dari tadi pagi belum sempat beristirahat akhirnya istirahat di kamar saja lah sambil tidur tidur atau sambil lihat tipi atau ke sawah entah di sawah tidak ngapa ngapa karena sawah belum masa tanam. Setidaknya melepas penat seharian.



Keesokanya tidak beda dari kemarin kemarin hanya bedanya saya tidak mengisi bahan bakar karena sisa kemarin masihh karena irit motornya...

Sengaja biar gak terlalu boros... bahkan pada hari hari selanjutnya bapak penjual Koran masih di tempat yang sama dengan baju yang sama dan berbedanya pada hari itu saya sengaja datang ke pom hanya sekedar iseng selagi mengisi bensin tapi mencoba kembali bertanya dengan bapak penjual Koran,

‘’ berita hari ini apa pak’..?’’

“ ini...mas masih banyak kasus korupsi,..’’

‘’ masak pak..?

Agak sedikit gak percaya karena takut kalau mengada ada

‘’ iya ini mas..’’

Sambil melihatkan cover halaman depan Koran

‘’ iya pak.., saya lanjut dulu pak

Pergi sambil meninggalkan bapak penjual Koran

.

.

.

.


Besok harinya kembali saya melintasi jalan yang sama dan masih dengan rutinan yang sama pula...

Dan secara tidak sengaja Nampak bapak penjual Koran duduk di tepi pom sambil membaca Koran, kondisi ini Nampak berbeda dari biasanya,

Bapak penjual Koran yang selalu menjual koranya kini Koran itu hanya di baca sendiri.

Minat membaca kini sudah susah di sukai oleh kebanyakan orang.

Bapak penjual Koran menyambung hidup juga melestarikan membaca.


By: Nyiur Kelapa



Post a Comment

 
Top